Elon Musk, miliarder yang dikenal sebagai sekutu dekat Donald Trump, baru-baru ini menyatakan dukungannya agar Amerika Serikat meninggalkan NATO dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seruan ini tidak mengejutkan jika kita melihat pola perilaku pemerintahan Trump yang semakin menjauh dari prinsip multilateralisme internasional. Di bawah kepemimpinan Trump, AS telah menarik diri dari WHO, Dewan HAM PBB, dan memangkas bantuan untuk badan kemanusiaan Palestina, UNRWA. Jika Trump benar-benar membawa AS keluar dari PBB, dunia akan menghadapi perubahan fundamental dalam tatanan global yang selama ini didominasi oleh kepentingan Amerika.
Keluar dari PBB mungkin dilihat Trump dan pendukungnya sebagai kemenangan besar bagi politik nasionalis Amerika. Tindakan ini bisa memangkas anggaran besar yang selama ini dialokasikan untuk PBB, sejalan dengan visi politik isolasionis Trump yang mengutamakan kepentingan ekonomi domestik. Bagi para pendukung Trump, langkah ini juga merupakan perlawanan terhadap lembaga internasional yang sering dituduh tidak adil terhadap kepentingan AS dan sekutu utamanya seperti Israel. Singkatnya, bagi Trump, meninggalkan PBB adalah simbol supremasi kebijakan “America First.”
Namun, dari perspektif internasional, sikap ini mencerminkan keegoisan politik Amerika yang semakin jelas mengabaikan tanggung jawab global. Jika AS mundur dari PBB, organisasi internasional ini akan mengalami pelemahan serius, membuka ruang bagi ketidakpastian global dan munculnya kekuatan alternatif yang belum tentu menjamin kestabilan dan keadilan dunia. Negara-negara kecil akan kehilangan mekanisme perlindungan, sementara negara-negara kuat lainnya mungkin akan bertindak tanpa hambatan dalam mengejar ambisi nasional mereka, berpotensi menciptakan kekacauan baru.
Baca Juga : Gaza Dihancurkan, Yerusalem Terlupakan
Keputusan Amerika keluar dari PBB ibarat sebuah kapal besar yang secara arogan memilih berlayar sendirian di tengah badai, meninggalkan kapal-kapal lain dalam ketidakpastian. Keputusan ini bukan hanya berbahaya bagi dunia, tetapi juga menunjukkan arogansi politik Amerika yang menempatkan ego nasionalnya di atas perdamaian dan stabilitas global.
Apa yang akan dilakukan Amerika Serikat?
Jika Amerika Serikat benar-benar keluar dari PBB, kebijakan luar negeri AS di bawah Trump akan semakin menegaskan sikap isolasionisme melalui doktrin “America First”, dengan menekan pengeluaran internasional dan memperkuat kemandirian dalam menangani isu-isu global tanpa melalui forum multilateral.
AS juga akan mengarahkan perhatian pada pembentukan aliansi strategis yang lebih selektif, memperkuat kerja sama bilateral dengan sekutu tradisional, seperti Israel, Inggris, dan Jepang, serta mengutamakan pendekatan unilateral dalam isu-isu strategis seperti pertahanan, perdagangan internasional, dan keamanan energi. Selain itu, kebijakan AS akan semakin mengedepankan pendekatan keras terhadap isu-isu sensitif seperti imigrasi, anti-terorisme, serta persaingan dengan negara-negara rival, terutama Tiongkok dan Rusia, dengan penekanan pada supremasi teknologi, militer, dan ekonomi sebagai pilar utama kebijakan nasionalnya.